Demokrasi Membajak Orientasi Pemuda

Oktober identik dengan bulan perjuangan pemuda, didalamnya terdapat momentum-momentum bersejarah yang tidak dapat dielakkan dari peran kepemudaan. Sejak dulu hingga kini, pemuda merupakan ujung tonggak suatu peradaban bangsa, dimana masyarakat menaruh ekspektasi yang besar akan keberadaan mereka. Bagaimana tidak, peran strategis pemuda yang identik dengan kekuatan fisik, idealisme yang menggebu, gelora semangat yang membara senantiasa tepat jika dikaitkan dengan kebangkitan masyarakat. Dalam tinta emas sejarah peradaban manusia, mereka senantiasa hadir memberikan warna yang khas. Tengok saja kisah penaklukan konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih dalam usianya yang relatif muda, 21 tahun –sebagian sumber menyebutkan 23 tahun—dengan membuat strategi dan taktik yang begitu luar biasa. Kisah heroik Salahuddin Al-Ayubi, kisah perang Khandaq yang tidak luput dari kecerdikan para pemuda dalam membuat siasat, serta kisah-kisah lain yang menobatkan mereka sebagai orang-orang yang patut diperhitungkan dalam kancah dunia.read more

            Hanya saja, kini pemuda tidak lagi demikian. Tidak sedikit dari mereka yang menjadi ‘korban’ peradaban kelam kapitalisme, mereka menjadi budak-budak nafsu dunia. Kini mereka tidak lagi menyandang predikatnya sebagai agent of change, guardian of value, iron stock, dan sebagainya. Sebagian besar dari mereka justru tersibukkan dengan dunia akademik mereka, mengejar predikat cum laude namun melupakan problematika masyarakat dimana mereka hidup. Para pemuda telah apatis, apolitis dan cenderung individualis serta bersikap permisif. Teladan dan panutan  mereka bukan lagi para sahabat atau orang-orang sekelas Muhammad Al-Fatih, Salahudin Al-Ayyubi atau yang lainnya. Melainkan sosok-sosok yang tergabung dalam boyband/girlband korea, artis-artis korea, gaya hidup mereka, dan sebagainya yang serba glamour dan duniawi. Mentalitas mereka tidak lagi sekuat baja, tekad mereka tidak lagi membara. Adapun mereka-mereka yang memiliki kesadaran politis terjebak dalam politik praktis yang tidak membawa solusi fundamental bagi kebangkitan ummat, sebab sistem demokrasilah yang mengkondisikan pemuda berada dalam posisi ini.

            Tidak semua pemuda seperti demikian memang, masih ada sebagian pemuda yang memiliki kesadaran untuk bergerak memperjuangkan kebangkitan masyarakat. Diantara mereka tidak sedikit yang membentuk community development sesuai dengan pengembangan bidang keahlian mereka, seperti membangun jalan, jembatan, MCK, membentuk klub-klub mahasiswa mengajar, klub sains, dan sebagainya. Itu langkah kongkrit yang dianggap sebagai kontribusi akan kebangkitan. Namun, itu semua tentu tidak akan menyelesaikan masalah dan membawa kebangkitan hakiki. Karena jika hanya pembangunan fisik yang dilakukan, justru pemerintah akan lepas tangan dalam memenuhi tanggungjawab negara. Sistem politik demokrasi telah nyata gagal membawa perubahan hakiki dan mengkerdilkan potensi serta orientasi pemuda saat ini. Sebab demokrasi menjadikan kedaulatan berada di tangan rakyat, yang berarti memancung hak prerogatif Allah SWT sebagai pembuat hukum. Maka jangan heran jika hukum-hukum buatan manusia tersebut dilanggar dan menjadi boomerang bagi para pengusungnya, karena sistem politik tersebut memisahkan agama dari pengaturan urusan kehidupan. Lebih parahnya lagi, para pengusung demokrasi ini tidak sedikit dari kalangan-kalangan terpelajar atau terdidik yang tersebar di seantero negeri, jelas keberadaan mereka menjadi suatu kebahayaan bagi masyarakat. Kapitalisme dengan demokrasinya tidak layak dijadikan sebagai jalan perubahan, ia telah cacat sejak kelahirannya.

            Lantas langkah apa yang harus dilakukan? Upaya membangkitkan ummat khususnya pemuda tentu bukan perkara mudah, dengan demikian langkah yang dilakukan pun tidak bisa sekedar langkah taktis tetapi juga harus mewujudkan sebuah langkah fundamental agar perubahan tidak sekedar upaya tambal sulam. Pemuda harus memiliki sebuah pergerakan massif dengan arah langkah yang jelas, arah langkah pergerakan mereka haruslah didasarkan pada Islam yang merupakan jalan hidup yang mampu membangkitkan ummat ke jalan perubahan hakiki. []

Image

Tinggalkan komentar