My Graduation Story: Sebuah perjalanan, sebuah cerita..

4 November 2014 merupakan salah satu hari paling bersejarah dalam hidupku, pada hari itu aku dilantik sebagai salah satu dari 2.505 orang kandidat wisudawan gelombang 1 Universitas Padjadjaran tahun akademik 2014/2015. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu, penantian selama empat tahun ini akhirnya berbuah manis. Boleh kan sedikit sharing mengenai pahit manisnya perjuangan dalam menggapai gelar sarjana ini? Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi 😉

Perjuangan ini dimulai tepat enam bulan sebelum aku melaksanakan sidang akhir pada 14 Agustus 2014. Saat itu aku dan satu orang temanku yang juga akan melakukan penelitian tugas akhir bersepakat untuk melaksanakan penelitian bersama di sebuah area yang luar biasa jauh dari lokasi kampus kami, meski area tersebut masih berlokasi di Jatinangor namun keterbatasan kendaraan membuat kami harus menempuhnya dengan perjalanan yang luar biasa.

Penelitian tersebut memakan waktu selama 5 pekan, yang jika ditotalkan dengan pra dan pasca penelitian memakan waktu sekitar 7 pekan dan mengharuskan kami melakukan kontrol dan maintenance setiap pagi, siang dan sore. Setiap segmen memerlukan waktu kurang lebih 2-3 jam. Setiap hari kami menempuhnya dengan angkutan kampus dan dilanjut dengan berjalan kaki sejauh 2 KM, itu hari efektif. Namun pada hari-hari libur seperti weekend kami harus berjalan kaki full dari gerbang Unpad ke gerbang Kiara Payung, ditambah 2 KM perjalanan lagi. Bisa dibayangkan kan betapa jauhnya perjalanan ditambah medan yang sangat menanjak. Kadangkala kami menggunakan pinjaman ‘kuda besi’ milik teman, namun lebih sering tidak adanya pinjaman itu. Hehehe.

2014-04-16 09.13.38

Tantangan yang kami hadapi cukup banyak, diantaranya anjing-anjing herder penjaga yang sering menyalak-nyalak saat kami datang ke lokasi, ditambah anjing-anjing tetangga yang tiba kapan saja, juru kunci yang harus kami hubungi jika hendak masuk lokasi, jika dia sedang tidak ada maka kami harus memanjat gerbang yang sangat tinggi itu, hingga cuaca ekstrim yang tidak menentu. Beberapa kali ternak penelitian kami berhamburan keluar dan kandang dalam kondisi hancur tak karuan karena hujan lebat disertai angin melanda semalaman. Saat itu juga kami harus merekonstruksi dari awal. Tidak jarang kami pulang larut malam dalam keadaan pegal-pegal dan sakit badan, bahkan rasa sakit itu tidak jarang kami hiraukan. Setiap beberapa hari sekali aku pun harus mengangkut puluhan kilogram bahan pakan dengan mengendarai motor, dari feedmill menuju kandang yang berjarak sekitar 1 KM dibawah teriknya matahari atau guyuran hujan.

Singkat cerita, ‘segala penderitaan’ itu berhasil dilalui dan penelitian pun berakhir. Tiga bulan berselang, ada sebuah kabar menggegerkan bahwa kami tidak bisa lanjut sidang. Bahkan research kami harus diulang dari awal dikarenakan ada beberapa hal yang kurang memenuhi, kami terkejut, sedih, pasrah dan membayangkan berapa waktu yang harus ditempuh, tenaga yang harus dikeluarkan, dan besarnya biaya yang harus kami keluarkan lagi. Pada masa-masa sulit itu, kami terus berdoa kepada Allah agar Ia memberikan kasih sayang-Nya pada kami yang tidak berdaya ini. Beberapa hari setelah Idul Fitri, kami pun berkemas untuk melaksanakan research ulang yang berlokasi di Garut. Dengan ikhlas kami lakukan hal ini kembali, dengan catatan seluruh biaya ditanggung fakultas. Dengan sabar kami membereskan tempat yang akan digunakan, menyiapkan segalanya meski berat.Dengan berat hati, aku harus mengubur impianku untuk wisuda di bulan Agustus.

Namun, betapa Maha Kuasa Allah melalui bantuan dosen pembimbing yang membukakan pintu hati para dosen penguji kami, akhirnya kami pun diperbolehkan untuk maju sidang skripsi tanpa harus mengulang semuanya. Pada hari itu, 14 Agustus 2014 aku pun maju sebagai kandidat sarjana yang siap mempertanggungjawabkan karya tulis ilmiah yang telah dibuat. Dengan segenap kekuatan, aku dinobatkan sebagai seorang sarjana yang telah tuntas menunaikan kewajiban akademis sebagai seorang mahasiswa. Kuncinya adalah, jangan pernah takut bermimpi dan menuliskan sebuah target. Karena jika keyakinan dan azzam kita kuat, maka Allah-lah yang akan berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kita.

10624179_669864526437320_872938881_n

Dan 3 bulan berselang.. 4 November ini, penyematan gelar secara resmi telah dilaksanakan. Graha Sanusi Hardjadinata menjadi tempat bersejarah bagi para lulusan Unpad, yang kini di pundak mereka disematkan janji dan tanggungjawab sebagai insan abdi masyarakat Pembina nusa bangsa. Selamat berkarya 🙂

DSC_0086

DSC_0075

Alhamdulillah.. Maka, nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? (QS. Ar-Rahman)

2 respons untuk ‘My Graduation Story: Sebuah perjalanan, sebuah cerita..

Tinggalkan komentar